Halaman

8 Mar 2013

MASYARAKAT

Secara umum masyarakat adalah sekumpulan individu-individu yang membentuk sebuah kelompok-kelompok dan berinteraksi satu sama lain sehingga terbentuk suatu tatanan yang teratur dan hierarkis. Berdasarkan ciri-ciri anggotanya, masyarakat terbagi menjadi dua bagian, yaitu masyarakat homogon dan masyarakat heterogen. Masyarakat homogen banyak kita temui di pedesaan-pedesaan kecil, aku suku-suku pedalaman yang mana mereka hidup berkelompok, memiliki ciri-ciri yang sama, mata pencaharian yang sama, dan perilaku yang mirip satu sama lain. Masyarakat seperti ini biasanya belum tersentuh oleh pengaruh asing, pola berfikir mereka pun cenderung monoton dari masa ke masa. Kondisi seperti ini membuat anggotanya cenderung tidak berfikir inovatif, mereka hanya meneruskan apa yang dilakukan pendahulunya, tanpa berfikir untuk melakukan hal-hal baru untuk meningkatkan taraf hidup mereka. Lalu bagaimana masyarakat seperti ini bisa berkembang?. Tentunya ada pengaruh dari luar yang membawa pola fikir baru untuk memperbaiki tatanan dalam masyarakat tersebut. Pengaruh luar tersebut dapat berupa teknologi, pendidikan, akses ke daerah luar dan sebagainya. Atau bisa juga bila ada salah satu anggota masyarakatnya yang pergi ke daerah lain dan kembali lagi membawa ilmu pengetahuan atau pola pikir baru.
            Sebuah masyarakat yang menerima pengaruh dari luar yang mendukung perubahan pola berfikir akan terus berkembang menjadi kelompok masyarakat yang lebih kompleks, dengan beranekaragam mata pencaharian, profesi, dan pola berfikir yang selalu ingin menjadi lebih baik. Di tahap ini suatu kelompok masyarakat akan selalu menerima masukan dari luar sehingga anggota-anggota nya tidak lagi memeliki ciri-ciri yang sama, karena sudah bercampur dengan pendatang baru sehingga sudah bisa dikatakan masyarakat heterogen.
            Masyarakat heterogen adalah masyarakat yang kompleks, tidak memiliki satu bahasa yang sama, tidak memiliki mata pencaharian yang sama, semua berkembang menjadi masyarakat yang besar, yang mana anggota nya dapat menjadi apapun sesuai dengan pola pikir mereka masing-masing. Kehidupan masyarakat nya menjadi terkotak-kotak, dan cenderung bersifat individualistis, karena mereka harus menyelesaikan masalahnya sendiri-sendiri. Kondisi tersebut banyak kita temui di kota-kota besar dengan sistem pemerintahan yang jelas, dan terlalu memperlihatkan status sosial dan peran sosial.
            Setiap kelompok masyarakat memiliki norma yang harus dipatuhi agar kehidupan berjalan dengan baik, terhindar dari penindasan, perpecahan atau bahkan peperangan. Bila norma tersebut dilanggar akan mendapatkan sanksi yang telah ditentukan sebagaimana mestinya oleh pemerintah yang dibentuk oleh masyarakat tersebut. Setiap masyarakat menginginkan kehidupan yang tertib dan aman, untuk itulah norma dibentuk dan ditaati setiap anggota masyarakat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar