Secara umum masyarakat adalah sekumpulan individu-individu
yang membentuk sebuah kelompok-kelompok dan berinteraksi satu sama lain
sehingga terbentuk suatu tatanan yang teratur dan hierarkis. Berdasarkan
ciri-ciri anggotanya, masyarakat terbagi menjadi dua bagian, yaitu masyarakat
homogon dan masyarakat heterogen. Masyarakat homogen banyak kita temui di
pedesaan-pedesaan kecil, aku suku-suku pedalaman yang mana mereka hidup
berkelompok, memiliki ciri-ciri yang sama, mata pencaharian yang sama, dan
perilaku yang mirip satu sama lain. Masyarakat seperti ini biasanya belum
tersentuh oleh pengaruh asing, pola berfikir mereka pun cenderung monoton dari
masa ke masa. Kondisi seperti ini membuat anggotanya cenderung tidak berfikir
inovatif, mereka hanya meneruskan apa yang dilakukan pendahulunya, tanpa
berfikir untuk melakukan hal-hal baru untuk meningkatkan taraf hidup mereka.
Lalu bagaimana masyarakat seperti ini bisa berkembang?. Tentunya ada pengaruh
dari luar yang membawa pola fikir baru untuk memperbaiki tatanan dalam
masyarakat tersebut. Pengaruh luar tersebut dapat berupa teknologi, pendidikan,
akses ke daerah luar dan sebagainya. Atau bisa juga bila ada salah satu anggota
masyarakatnya yang pergi ke daerah lain dan kembali lagi membawa ilmu pengetahuan
atau pola pikir baru.
Sebuah
masyarakat yang menerima pengaruh dari luar yang mendukung perubahan pola
berfikir akan terus berkembang menjadi kelompok masyarakat yang lebih kompleks,
dengan beranekaragam mata pencaharian, profesi, dan pola berfikir yang selalu
ingin menjadi lebih baik. Di tahap ini suatu kelompok masyarakat akan selalu
menerima masukan dari luar sehingga anggota-anggota nya tidak lagi memeliki
ciri-ciri yang sama, karena sudah bercampur dengan pendatang baru sehingga
sudah bisa dikatakan masyarakat heterogen.
Masyarakat
heterogen adalah masyarakat yang kompleks, tidak memiliki satu bahasa yang
sama, tidak memiliki mata pencaharian yang sama, semua berkembang menjadi
masyarakat yang besar, yang mana anggota nya dapat menjadi apapun sesuai dengan
pola pikir mereka masing-masing. Kehidupan masyarakat nya menjadi
terkotak-kotak, dan cenderung bersifat individualistis, karena mereka harus
menyelesaikan masalahnya sendiri-sendiri. Kondisi tersebut banyak kita temui di
kota-kota besar dengan sistem pemerintahan yang jelas, dan terlalu
memperlihatkan status sosial dan peran sosial.
Setiap
kelompok masyarakat memiliki norma yang harus dipatuhi agar kehidupan berjalan
dengan baik, terhindar dari penindasan, perpecahan atau bahkan peperangan. Bila
norma tersebut dilanggar akan mendapatkan sanksi yang telah ditentukan
sebagaimana mestinya oleh pemerintah yang dibentuk oleh masyarakat tersebut.
Setiap masyarakat menginginkan kehidupan yang tertib dan aman, untuk itulah
norma dibentuk dan ditaati setiap anggota masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar