Halaman

9 Mar 2013

TINGKATAN DALAM MASYARAKAT

Kita sebagai umat beragama, tentunya diajarkan bahwa setiap manusia itu sederajat dan tidak ada perbedaan satu sama lain, apalagi dalam hal status sosial, kekayaan, pendidikan dan kelompok sosial. Namun pada kenyataan nya di dalam kehidupan kita perbedaan itu terlihat jelas, golongan-golongan ini terdiri dari masyarakat kelas atas, menengah, dan bawah. Apa yang menyebabkan tingkatan-tingkatan tersebut timbul dan berkembang di dalam masyarakat, dari zaman dahulu hingga sekarang.

Masyarakat kelas atas dapat kita katakan sebagai golongan yang berisi individu-individu yang memiliki modal, kekuasaan, harta yang berlimpah, memiliki bawahan sebagai sumber tenaga berjalannya keuangan. Pada zaman dahulu, golongan ini berisikan kaum bangsawan, saudagar kaya, keluarga raja. Kondisi ini juga mempengaruhi segala bentuk tingkah laku, pergaulan, dan tata cara berpakaian dan gaya hidup. Mereka cenderung bergaul hanya dengan sesama nya, sesama kaum kelas atas. Memang tidak semuanya demikian, kembali lagi bagaimana cara mereka berfikir, ada yang berfikir bahwa bergaul dengan sesama kaum kelas atas akan mempertahankan status nya sebagai kelas atas juga, dan bila bergaul dengan kaum dibawahnya, akan menurunkan derajatnya dan akan menggerogoti status nya sebagai kaum kelas atas. Namun ada juga yang berfikir bahwa jika seseorang ingin mempertahankan kelas nya dia harus bisa menghargai orang-orang yang berada dibawahnya, karena tanpa adanya kaum buruh atau pekerja yang mendongkrak kekayaan nya, dia tidak akan bisa bertahan berada di kelas atas. Semua itu kembali tergantung kepada pola berfikir individu-individu tersebut.

Kelas menengah dapat kita golongkan sebagai kaum pekerja atau saudagar yang memiliki penghasilan tetap, dan dapat memenuhi kebutuhan sendiri, terkadang mereka berkerja kepada kelas atas, menjadi kepercayaan kaum bangsawan, atau memiliki bisnis dan memperkerjakan beberapa orang dari kelas pekerja. Kaum ini tentunya memiliki mimpi untuk masuk ke kelas yang lebih baik, menjadi kaum dari kelas atas. Tentunya mereka memiliki perjalanan yang panjang untuk mencapainya. Karena pada dasarnya pada kelas menengah ini adalah individu-individu yang berasal dari kelas bawah, yang bekerja keras, dan memiliki nasib lebih baik untuk mendongkrak kehidupan nya.

Kelas bawah terdiri dari kaum pekerja yang mana penghasilannya tidak menentu, sangat sulit untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, dan cenderung tergantung kepada orang-orang di atasnya. Lebih sering bergonta-ganti pekerjaan, mencari penghasilan yang lebih baik. Kaum ini terlihat sangat jauh bila ingin berinteraksi dengan kaum kelas atas.

Bila kita lihat kondisi yang demikian tidak ada bedanya bila kita lihat di zaman sekarang ini. Di suatu lingkungan sering kita melihat rumah-rumah gubuk, kotor, dan kumuh yang ditinggalai oleh banyak kepala keluarga berserta anak dan istrinya dalam kondisi yang tidak baik, semua terlihat tidak sehat, namun bukan berarti mereka mau terus tinggal di tempat seperti itu. Tidak jauh dari pemukiman itu terlihat bangunan-bangunan megah, tempat tinggal orang-orang kaya, orang-orang yang memiliki penghasilan diatas rata-rata, hidup berkecukupan dengan segala kebutuhannya sudah terjamin. Apa yang kita pikirkan bila melihat kondisi yang demikian, hidup dalam wilayah yang sama, namun terlihat jelas perbedaanya. Kalau kita lihat dari sudut pandang ilmu sosial, tingkatan masyarakat berdasarkan status sosial tidak akan pernah hilang, akan selalu ada di setiap kehidupan.

Jika kita lihat dari segi agama, dan kemanusiaan, jelas ada yang salah dengan kondisi tersebut, kenapa yang kaya semakin kaya, dan miskin semakin miskin. Apa yang salah? Apakah masyarakat kelas bawah tersebut kurang berusaha lebih keras untuk mendapatkan penghasilan yang lebih baik, atau si kaya yang kurang membagikan rezekinya kepada si miskin. Atau apakah kurangnya interaksi antara tingkatan tersebut.
Bila kita fokuskan pada poin yang terakhir, yaitu kurangnya interaksi antar tingkatan. Sebelum itu kita kembali melihat kondisi pada zaman dahulu yang mana kaum bangsawan cenderung hanya bergaul dengan sesamanya. Kencendrungan itu juga kita bisa melihatnya pada zaman sekarang ini. Kurang nya komunikasi antar sesama individu dalam masyarakat. Kehidupan masyarakat telah terkotak-kotak menjadi golongan-golongan yang lebih mementingkan anggota nya sendiri, tidak memikirkan sebagai satu masyarakat yang utuh. Jika si kaya mau melirik, mau memperhatikan kondisi di sekelilingnya, tidak hanya melihat yang sederajat dengan nya saja. Mampu melihat lebih dalam unsur-unsur lebih dalam sebuah masyarakat. Tentunya akan timbul sebuah wadah interaksi antar individu untuk menemukan solusi-solusi kehidupan untuk meningkatkan taraf hidup bersama.

Kondisi tersebut tentunya akan berjalan dengan baik dengan terkikisnya sifat individualistis, lebih menunjukkan sikap kebersamaan, tidak memandang golongan, tidak melihat warna kulit, tidak melihat seberapa besar penghasilannya, taraf hidup akan berubah perlahan demi perlahan. Tidak tergantung dengan pemerintah, tidak perlu menunggu kesempatan bagi si miskin.

Akan semakin sulit bila yang berkembang didalam masyarakat adalah sikap individualistis, mereka tidak akan melihat permasalahan di lingkunganya, hanya mementingkan diri sendiri. Bila kondisi yang demikian dikembangkan, tentunya kita akan semakin terpuruk. Untuk apa menjadi kelas atas di lingkungan yang miskin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar